Sabtu, 03 November 2012

PETI HILANGKAN KEINDAHAN DAM KUTUR


JOROK: Imbas dari aktivitas PETI di Sarolangun membuat keindahan Dam Kutur jadi hilang.(HAMZAH/JAMBIEKSPRES)



   SAROLANGUN – Aktivitas Penambang Emas Tanpa Izin (PETI) sepertinya memang pantas diberantas. Karena dengan maraknya PETI di Kecamatan Limun atau tepatnya disekitar objek wisata Dam Kutur, keindahan Dam Kutur sudah tidak seindah dulu lagi, soalnya, sudah tercemar, dan pemandangannya pun sudah tidak bagus. Kalau sebelumnya air di sekitar Dam Kutur sangat jernih. Sekarang sudah seperti kubangan kerbau atau air lumpur.
   Kadisbudpar Pora Sarolangun,  Arief Ampera, mengatakan pihaknya tidak bisa berbuat banyak, sebab status kepemilikan ratusan hektar lahan di kawasan objek wisata Dam Kutur merupakan milik Dinas Pertanian. ‘’Kami sangat menyayangkan mengapa kondisi tersebut terjadi,’’ ujarnya.
   Pantauan di lapangan, memang secara umum nasib kawasan objek wisata tersebut sangat ironis, sebab tampak jelas lobang-lobang sisa kerukan para
penambang emas di hulu Dam Kutur, bahkan sampai saat aktfitas tersebut masih berlangsung.
   Bahkan, dua hari lalu (30/10), saat rombongan Bupati Sarolangun, H. Cek Endra, sempat mengunjungi kawasan objek wisata itu, deru mesin dompeng (PETI) dari aktfitas pertambangan emas masih terdengar. Bahkan dapat dilihat secara langsung, sebab hanya berjarak puluhan meter dari pintu air Dam Kuntur. ‘’Jika kondisi terus berlangsung semua akan habis,’’ ujar Bupati.
   Bupati berjanji akan membawa persoalan ini ke tingkat propinsi. Sebab masalah PETI bukan lagi masalah Kabupaten Sarolangun, namun juga menjadi masalah hampir di setiap daerah di Provinsi Jambi bagian hulu. ‘’Saya akan laporkan ini ke Bapak Gubernur, sehingga jajaran Polda Jambi dan pihak lainya juga bisa turut serta mengatasi masalah PETI,’’ janjinya.
   Kepala Satpol PP Sarolangun, Thamrin,  mengaku pihaknya memang sudah sangat kewalahan untuk mengatasi dompeng. ‘’Sekitar tiga minggu lalu, kami sudah lakukan razia gabungan secara besar-besaran, namun razia tersebut belum berhasil secara maksimal, sebab banyak hambatan di lapangan, soalnya, masyarakat tidak segan-segan menghadang tim gabungan, dan jumlah mereka ribuan,’’ sebutnya.
   Menurut Thamrin, hasil razia, sifatnya hanya shoc therapy, bahkan meski ratusan dompeng berhasil dimusnahkan, namun dalam hitungan minggu  berikutnya kembali menjamur. ‘’Kami tidak mungkin melakukan razia setiap hari, sebab selain keterbatasan personil, biaya untuk operasi juga besar,’’ tandasnya.
(zha)

Sumber :Jambi EkspresNew
TIM GABUNGAN BONGKAR KIOS TAUFIK


SAROLANGUN - Kemarin (01/11) tim gabungan yang terdiri dari Satpol PP, TNI, Polri dan Dishub melakukan penertiban terhadap kios Taufik. Penertiban kios ini dilakukan karena berada diatas tanah milik Pemda Sarolangun, yang sekarang merupakan Terminal Angkutan Desa.
    Sebelum dilakukan penertiban, sempat terjadi dialog panjang antara Taufik yang didampingi keluarganya Ali AB dengan angota Satpol PP dan Poslisi. Namun setelah dilakukan penjelasan oleh aparat, termasuk pihak Kelurahan Pasar Sarolangun, akhirnya pemilik toko bersedia tempat usahanya dibongkar.
   Menurut Lurah Kelurahan Pasar Sarolangun, Imron, pihaknya sudah pernah memberitahu pemilik kios untuk menutupi tempat usahanya, karena status pendiriannya dulu menumpang tanah pemda. Karena sekarang lokasi terminal sudah terlalu padat, maka kios itu harus dibongkar.
   ‘’Saya sudah sering melakukan pendekatan dengan pemilik kios ini, baik secara lisan maupun secara tulisan. Namun tidak ada usaha untuk pindah,’’ kata Imron.
    Sementara Kadis Perhubungan Komunikasi dan Informatika, Deshendri, mengaku pemberitahuan sudah sering disampaikan pada pemilik kios, namun pemilik kios tetap saja tidak mengindahkannya.
   Setelah dilakukan pembongkaran, seluruh isi kios yang terdiri dari buah-buahan dan beberapa jenis Sembako, langsung dibawa ke Kantor Satpol PP untuk dilakukan pendataan, berikut material toko seperti papan dan seng juga dibawa.
     ‘’Ini akan kami data, dan mudah-mudahan dengan di tertibnya kios ini akses ke Terminal Angkutan Desa bisa lebih lancar,’’ ujar Kaban Satpol PP Sarolangun, Tamrin.
(zha) 

Sumber :Jambi EkspresNew

KIOS TOPIK DIROBOHKAN ATAS PERINTAH BUPATI


TRIBUNJAMBI.COM, SAROLANGUN - Puluhan aparat gabungan dari Satpol PP, TNI, Polri, serta Dinas Perhungan Kabupaten Sarolangun membongkar paksa kios milik Topik dan Her di Pasar Sarolangun, Kamis (1/11). 
 
Pembongkaran dilakukan karena bangunan tersebut berada di atas tanah milik pemkab. Padahal, sebelum pembongkaran, pihak terkait sudah memberitahukan kepada pemilik kios agar segera mengosongkan lahan.
  
Kasat Pol PP Sarolangun, Thamrin memimpin langsung pembongkaran dibantu personil TNI dan Polri. Sempat terjadi adu mulut antara Topik dan petugas. Tetapi, perlawanan tersebut tak membuahkan hasil, sehingga Topik hanya bisa pasrah melihat kios usahanya dirobohkan.
 
Tak hanya itu, barang-barang dagangan milik Topik, berupa sembako dan buah-buahan dibawa ke kantor Sat Pol PP.
 
Thamrin mengatakan, pembongkaran dilakukan untuk menindaklanjuti perintah bupati Sarolangun agar membongkar kios yang berada di jalan masuk terminal angkutan desa. Hal ini sudah menyalahai aturan dan tidak mengindahkan peringatan yang di keluarkan oleh pemerintah.
 
"Kita hanya menjalankan tugas. Kios ini berdiri di tanah milik Pemda Sarolangun. Kita sudah memberitahukan bahwa di lokasi ini dilarang untuk berjualan, tetapi sepertinya tidak diiindahkan," ujar Thamrin kepada wartawan, Kamis (1/11).
 
Tentang barang-barang milik Topik yang dibawa ke kantor Sat Pol PP, Thamrin menyatakan, barang dagangan tersebut akan dikembalikan setelah dibuat berita acaranya (BAP). Jadi, sifatnya hanya sementara dan bukan untuk disita."
 
 Menurut Lurah Pasar Sarolangun, Imron, pihaknya sudah memberikan pengarahan kepada Topik dan juga Her yang berjualan di lokasi tersebut. Namun sepertinya himbauan dan juga surat teguran tidak diindahkan.
 
"Kios tersebut sebelumnya hanya berupa tenda saja. Namun seiring majunya usaha, pemilik kios malah mendirikan kios dari papan dan sering mengelar daganganya hingga ke badan jalan," ujar Imron kepada sejumlah wartawan.
 
Katanya, mendirikan bangunan di lahan milik Pemda sudah sudah menyelahi aturan. Tetapi, pemilik kios tetap enggan untuk membongkar sendiri bangunan hingga pembongkaran paksa dilakukan.
 
"Saya berharap agar masyarakat Pasar Sarolangun tidak mendirikan bangunan di lokasi lahan Pemda," Imron menjelaskan. 

Sumber :Tribun Jambi

Selasa, 30 Oktober 2012

WARGA SERANG TIM GABUNGAN PDF Cetak E-mail
 Dibaca: 146 kali.
Ditulis oleh (amu/swi)   
Jumat, 12 Oktober 2012 12:49
SAROLANGUN – Operasi pemberantasan Penambang Emas Tanpa Izin (Peti) di Sarolangun nyaris rusuh. Tim gabungan yang terdiri dari Satpol PP, Polisi dan TNI terpaksa balik kanan, karena mendapat perlawanan dari ratusan warga. Dua anggota Satuan Polisi Pamong Praja dikabarkan babak belur di hajar massa. Operasi yang berlangsung sejak Rabu (10/10) itu pun gagal.
Informasi di lapangan menyebutkan, perlawanan dari para penambang ini sudah mulai terlihat sejak operasi dimulai, Rabu lalu. Ketika itu, tim gabungan dari Pemkab Sarolangun mulai beroperasi sekitar pukul pukul 09.00. Sasarannya, penambang emas yang beroperasi di sepanjang Sungai Tembesi, dari Desa Ladang Panjang, Kecamatan Sarolangun sampai ke Desa Karang Mendapo, Kecamatan Pauh.
Hasilnya, tim gabungan berhasil memusnahkan sebanyak 25 buah rakit tempat aktivitas Peti. Namun, sebagian besar tidak memiliki mesin lagi. Hanya, lima rakit yang masih lengkap dengan peralatan tambang (mesin dompeng, red). 
Kabarnya, operasi hari pertama itu sempat mendapat perlawanan dari warga. Dua anggota Satpol PP dikabarkan babak belur di hajar massa. Namun, perlawanan warga dapat diatasi anggota tim. Selanjutnya, kemarin (11/10), tim gabungan kembali melanjutkan operasi penertiban di Desa Penegah, Kecamatan Pelawan. Namun, kali ini, tim gabungan yang terdiri dari 50 orang anggota Pol PP, 27 orang polisi, dan 30 orang anggota TNI kembali mendapat perlawanan dari warga.
Tim yang diturunkan sekitar pukul 09.00, di Desa Penegah tersebut, tak menyangka akan mendapat penghadangan massa. Ketika memasuki Desa Penegah, dan akan menurunkan perahu Fiber (speedboat) milik pemkab, petugas langsung dihujani dengan lemparan batu oleh warga yang jumlahnya mencapai ratusan orang.
“Pada saat petugas Pol PP hendak menurunkan speedboat, tiba-tiba terdengar teriakan warga, ‘ayo warga turun semua’. Beberapa saat kemudian, batu-batu melayang dilemparkan warga kearah petugas,” kata salah seorang anggota tim kepada Jambi Independent. Akibatnya, kaca driver speedboat pecah dihantam batu dan tenda speedboat juga rusak.
Untuk menghindari bentrok dengan warga, petugas langsung ditarik mundur dan meninggalkan Desa Penegah. Kepala Badan Sat Pol PP Sarolangun Tamrin menyatakan, sementara ini operasi dihentikan. “Karena kondisi tidak memungkinkan, maka operasi dihentikan sementara. Setidaknya sekitar satu minggu,” katanya.
Menurut Tamrin, selain mendapat perlawanan dari warga, biaya operasi juga sangat minim. “Biaya yang disediakan hanya Rp 250 juta. Ini sangat kurang dari kebutuhan biaya operasi. Namun ini sudah menjadi keputusan, jadi kami jalani saja,” ujarnya.
Aktivitas penambangan emas tanpa izin, kini makin marak di sejumlah daerah di Jambi. Selain di Sarolangun, kegiatan serupa juga berlangsung di Bungo, Tebo dan Merangin. Razia yang dilakukan aparat keamanan seolah hanya ajang main kucing-kucingan bagi warga. Kalaupun ada yang tertangkap atau rakit dompeng yang dimusnahkan, tidak membuat pelaku PETI jera.
Sebelumnya, Bupati Bungo H Sudirman Zaini sempat mengaku bingung untuk mencari kebijakan yang bisa menjadi solusi memberantas PETI. “Sudah banyak kebijakan yang telah kita keluarkan, tapi tetap saja air sungai masih seperti air susu (keruh),” katanya, akhir September lalu.
Menurut dia, besarnya anggaran yang selama ini dikeluarkan Pemkab Bungo untuk operasi pemberantasan PETI, tidak sebanding hasilnya. “Masalah PETI sampai sekarang belum teratasi. Sudah banyak anggaran yang dihabiskan. Terus terang saya belum puas dengan hasilnya," tukas bupati.
  Sumber :Jambi Independent
WARGA PUKUL MUNDUR APARAT


Dilempari Batu, Razia Dompeng Batal

SAROLANGUN-Puluhan Aparat Satpol PP Sarolangun berhamburan menyelamatkan diri, Kamis (11/10) sekitar pukul 10.00 WIB. Mereka dilempari batu oleh ratusan warga Desa Penegah Kecamatan Pelawan, saat hendak turun kesungai untuk melakukan razia Penambang Emas Tanpa Izin (PETI) alias Dompeng, bersama Aparat TNI-Polri.
 
Tak pelak, lemparan tersebut membuat Sped Boat dan kaca mobil milik Pemkab Sarolangun rusak berat, bahkan, rencana awal Aparat untuk menggelar razia pun juga terpaksa ditunda. Mobil dan perahui yang rusak langsung dibawa ke Sarolangun bersama Tim lainnya.
 
Informasi yang berhasil diperoleh Merangin Ekspres dilokasi kejadian, amukan warga Desa Penengah ini berawal dari kedatangan Tim Gabungan (TNI-Polri-Satpol PP) Sarolangun kedaerah setempat.
 
Ceritanya, Tim ini rencananya akan melakukan razia PETI yang marak disepanjang aliran sungai desa setempat. Sesampainya dilokasi yang dituju, Anggota Satpol PP langsung turun kesungai dan mengeluarkan Sped Boat didalam mobil.
 
Saat itulah, secara tiba tiba, ratusan warga setempat langsung menyerbu Anggota Satpol PP dan melakukan pelemparan batu. Sontak saja, merekapun langsung menyelamatkan diri dan meninggalkan mobil serta perahu tersebut.
 
Menurut Sa salah satu warga yang di jumpai di lokasi kemarin mengatakan bahwa,dirinya selama ini banyak menggangtungkan pengahasilan ekonomi dari dompeng, namun jika dompeng dirazia maka banyak warga yang tidak bisa hidup.
 
’’Kami ini banyak mengantungkan hidup dari dompeng,sebab batu dari sisa dompeng juga di manfaatkan oleh ibu rumah tangga untuk mencari penghasilan,jika ini di berantas maka kami mau makan apa,’’ungkap Sa.
 
Sementara dari hasil perundingan warga yang meminta agar petugas untuk tidak melanjutkan razia ,pasalnya warga mangakui bahwa dompeng yang di jalankan sudah menjadi mata pencarian sehingga sangat keberatan jika usaha tersebut ditutup.
 
‘’Saya meminta agar petugas tidak melanjutkan  razia sebab kami sudah lama dan hidup dari usaha ini, jika tetap di lanjutkan maka akan berbahaya,’’ujar warga.
 
Terpisah kasat Pol PP Tamrin saat di jumpai kemarin, mengatakan bahwa selama ini pihaknya sudah berbuat banyak untuk menertibkan dompeng, namun banyak tantangannya, dengan kondisi tersebut pihaknya akan melaporkan kepada Bupati sarolangun guna mencari solusi terbaik untuk penertiban PETI.
 
’’Kita sudah berupaya maksimal dalam penertiban dompeng ini, namun kita melihat banyak tantangan dari masyarakat dan hari ini kita di hadang warga dengan lemparan batu, sehingga kendaraan kita dan juga sped boat rusak di lempari warga dan kita akan melaporkan ke bupati terkait masalah ini agar bisa di carikan solusi lain ,‘’tandasnya.(yan)
 Sumber :Merangin Ekspres
SATU ANGGOTA SAT POL PP DIKEROYOK MASSA



 
Dalam razia PETI di Sarolangun

SAROLANGUN-Razia Penambang Emas Tanpa Izin (PETI) yang di pimpin oleh Kabag Ops, Polres Sarolangun, Kompol  Sudaryanto, dan  melibatkan 150 orang anggota yang terdiri dari TNI, Polri dan sat Pol PP, Rabu (10/10) kamarin, disepanjang Sungai Tembesi, mendapat perlawanan keras dari warga. Bahkan dalam razia itu, Feriyanto Anggota Satpol PP Sarolangun, sempat dikeroyok warga. 
 
Data yang di himpun Koran ini kemarin, sebelum kejadian pengeroyokan, puluhan Pol PP, TNI dan Polri turun ke Sungai  Batang Tembesi, tepatnya di Ladang Panjang, dengan menggunakan dua unit speed boat.
 
Petugas berhasil membakar  17 unit dompeng, namun dari sekian banyak dompeng yang di  bakar rata rata petugas hanya mendapatkan rakit dalam kondisi tanpa mesin, atau sudah dikosongkan oleh pemiliknya. 
 
Namun setibanya di desa Karang Mendapo, Kecamatan Pauh, petugas Sat Pol PP, hendak menjemput speed boat. Tapi tiba tiba dikejar puluhan warga, dan langsung menghakimi petugas. Sementara warga lainya berusaha untuk menggulingkan kendaraan milik petugas.
 
Saat akan menaikkan speed boat petugas kembali di datangi puluhan massa yang diduga pemilik Peti. Sehingga membuat suasana bertambah tegang. Namun dengan pendekatan yang di lakukan amarah warga bisa diredam hingga petugas bisa kembali melanjutkan razia.
 
Terpisah kasat pol PP Sarolangun, Tamrin saat di jumpai Koran ini kemarin membenarkan jika salah satu anggotanya jadi korban amukan massa.  ‘’Memang benar satu anggota saya kena amuk masa, dan kita akan tetap melanjutkan razia ini, sebab kegiatan ini adalah kegiatan ilagal dan tentunya kita meminta kerja sama antara masyarakat dan juga intansi terkait guna menertibkan PETI,” tandasnya.(yan)
 Sumber : Merangin Ekspres

Senin, 29 Oktober 2012

Pegawai Terlibat PETI, Disanksi

Pegawai Terlibat PETI, Disanksi

SAROLANGUN - Sepertinya Penambang Emas Tanpa Izin (Peti) di Sarolangun merupakan salah satu masalah yang serius, sehingga Bupati Sarolangun Drs. H. Cek Endra mewanti-wantikan para pegawai negeri sipil di wilayah sarolangun untuk tidak terlibat peti, jika terbukti maka pihaknya akan menindak tegas pegawai tersebut.
            ‘’PETI ini sangat menggangu lingkungan. Dan ini merupakan satu diantara masalah yang ada di Sarolangun. Untuk itu saya minta kepada para pegawai yang ada di Sarolangun ini untuk tidak membuka usaha PETI. Jika ini terjadi, maka sanksi tegas akan kami beri,’’ ingat bupati.
            Tindakan tegas yang akan diberinya, kata bupati,  bukan hanya bagi pegawai yang membuka usaha PETI, akan tetapi terlibat saja akan ditindak, ‘’Yang membekingi juga saya tindak. Di samping PNS, saya juga akan menindak tegas bagi pegawai honor yang bermain dibelakang atau memiliki usaha PETI,’’ tegasnya.
            Bupati berharap, peran serta masyarakat untuk pemberantasan PETI ini, sebab banyak hal negatif yang berimbas ke masyarakat akibat dari operasionalisasi PETI ini. Sedangkan yang diuntungkan hanya segelintir orang.
‘’Saya mengharap peran serta masyarakat, dan kesadarannya akan bahaya PETI,’’ tandas bupati.
(zha)
 Sumber : Jambi Ekspres
Ratusan PNS Terjaring Razia

RAZIA: Ratusan PNS di lingkungan Pemkab Sarolagun terkena razia di dekat taman PKK Sarolangun dan di dekat jembatan betrik. [ DOK/JAMBIEKSPRES]

Thamrin: Mayoritas Guru
 SAROLANGUN – Pemkab Sarolangun tidak main-main dengan masalah kedisiplinan pegawai. Buktinya, kemarin (1/10) Pemkab Sarolangun melalui Satpol PP Sarolangun, melakukan razia di dekat taman PKK Sarolangun dan di dekat jembatan betrik.
Dalam operasi itu, sedikitnya Satpol PP menjaring 145 PNS maupun honorer yang berkeliaran di waktu jam dinas itu. ‘’Bagi yang tidak mengantongi surat izin keluarwaktu jam dinas, akan kami tangkap,’’ tegas Kasatpol PP Sarolangun, Tamrin, kemarin.
Dari keseluruhan pegawai yang terjaring razia itu, akunya, rata-rata berasal dari Dinas Pendidikan. Selebihnya Dinas Kesehatan dan istansi lainnya. Selain itu, pegawai yang terjaring razia ada juga yang bertugas di luar Kota Sarolangun atau instansi kecamatan yang ada di luar kota. ‘’Mayoritas yang terjaring razia adalah guru, setelah itu baru pegawai dinas kesehatan atau puskesmas dan instansi lainnya,’’ terangnya.
Tamrin mengatakan, ratusan PNS yang diperiksa, tidak semuanya bermasalah. Sebab ada juga yang sudah mengantongi surat izin keluar. ‘’Sekitar 15 orang sudah mengantongi surat izin, tapi jika tidak memiliki surat izin kami akan data, dan datanya akan kami serahkan dengan Bapak Bupati,’’ tegasnya.
Dikesempatan itu, Tamrin berharap dengan digelarnya razia ini bisa meningkatkan kedisiplinan dan kinerja pegawai, apalagi akhir-akhir ini bapak bupati dan wakil bupati sangat komit terhadap disiplin.
(zha)
 
Sumber :Jambi Ekspres
Hari ini, Pemkab Panggil Kades Karmen dan Penegah
SAROLANGUN- Pasca bentrokan antara masyarakat Karangmendapo (Karmen) dan masyarakat Penega dengan tim gabungan pemberantasan Penambang Emas Tanpa Izin (PETI), hari ini (22/10) Pemkab sarolangun dan Satpol PP memanggil Kades Karmen dan kades Penega, guna mempertanyakan dukungannya terhadap pemberantasan PETI di Sarolangun. ‘’Selain kades kami juga memanggil tokoh masyarakat dan tokoh adat dari dua desa,’’ sebut Kepala Badan Pol PP Sarolangun, Thamrin, kemarin.
            Beberapa waktu lalu, akunya, pihaknya sudah mulai memberantas PETI di sepanjang Sungai Tembesi, namun saat di Desa Karmen pihaknya mendapat serangan dari masyarakat, begitu juga saat ingin operasi di Desa Penega. ‘’Karena itu,  kita besok (hari ini, red) kita mengadakan pertemuan denan kades, BPD, dan beberapa tokoh masyarakat dari dua desa tersebut,’’ kata Thamrin seraya menambahkan, pertemuan itu akan diadakan di ruang kerja Asisten Satu, sekitar pukul 14:00 WIB.
            Ketika ditanya kapan operasi akan dilanjutkan, Thamrin mengatakan secepatnya dia akan mengadakan razia lagi, ‘’Tapi berhubung  akan ada Ulang Tahun Kabupaten dan Hari Raya Idul Adha, maka akan dilanjutkan setelah lebaran,’’ tandasnya.
Sumber : Jambi Ekspres