WARGA SERANG TIM GABUNGAN |
Ditulis oleh (amu/swi) |
Jumat, 12 Oktober 2012 12:49 |
SAROLANGUN – Operasi pemberantasan Penambang Emas Tanpa Izin (Peti)
di Sarolangun nyaris rusuh. Tim gabungan yang terdiri dari Satpol PP,
Polisi dan TNI terpaksa balik kanan, karena mendapat perlawanan dari
ratusan warga. Dua anggota Satuan Polisi Pamong Praja dikabarkan babak
belur di hajar massa. Operasi yang berlangsung sejak Rabu (10/10) itu
pun gagal. Informasi di lapangan menyebutkan, perlawanan dari para penambang ini sudah mulai terlihat sejak operasi dimulai, Rabu lalu. Ketika itu, tim gabungan dari Pemkab Sarolangun mulai beroperasi sekitar pukul pukul 09.00. Sasarannya, penambang emas yang beroperasi di sepanjang Sungai Tembesi, dari Desa Ladang Panjang, Kecamatan Sarolangun sampai ke Desa Karang Mendapo, Kecamatan Pauh.
Hasilnya, tim
gabungan berhasil memusnahkan sebanyak 25 buah rakit tempat aktivitas
Peti. Namun, sebagian besar tidak memiliki mesin lagi. Hanya, lima rakit
yang masih lengkap dengan peralatan tambang (mesin dompeng, red).
Kabarnya,
operasi hari pertama itu sempat mendapat perlawanan dari warga. Dua
anggota Satpol PP dikabarkan babak belur di hajar massa. Namun,
perlawanan warga dapat diatasi anggota tim. Selanjutnya, kemarin
(11/10), tim gabungan kembali melanjutkan operasi penertiban di Desa
Penegah, Kecamatan Pelawan. Namun, kali ini, tim gabungan yang terdiri
dari 50 orang anggota Pol PP, 27 orang polisi, dan 30 orang anggota TNI
kembali mendapat perlawanan dari warga.
Tim
yang diturunkan sekitar pukul 09.00, di Desa Penegah tersebut, tak
menyangka akan mendapat penghadangan massa. Ketika memasuki Desa
Penegah, dan akan menurunkan perahu Fiber (speedboat) milik pemkab,
petugas langsung dihujani dengan lemparan batu oleh warga yang jumlahnya
mencapai ratusan orang.
“Pada saat petugas
Pol PP hendak menurunkan speedboat, tiba-tiba terdengar teriakan warga,
‘ayo warga turun semua’. Beberapa saat kemudian, batu-batu melayang
dilemparkan warga kearah petugas,” kata salah seorang anggota tim kepada
Jambi Independent. Akibatnya, kaca driver speedboat pecah dihantam batu
dan tenda speedboat juga rusak.
Untuk
menghindari bentrok dengan warga, petugas langsung ditarik mundur dan
meninggalkan Desa Penegah. Kepala Badan Sat Pol PP Sarolangun Tamrin
menyatakan, sementara ini operasi dihentikan. “Karena kondisi tidak
memungkinkan, maka operasi dihentikan sementara. Setidaknya sekitar satu
minggu,” katanya.
Menurut Tamrin, selain
mendapat perlawanan dari warga, biaya operasi juga sangat minim. “Biaya
yang disediakan hanya Rp 250 juta. Ini sangat kurang dari kebutuhan
biaya operasi. Namun ini sudah menjadi keputusan, jadi kami jalani
saja,” ujarnya.
Aktivitas penambangan emas tanpa
izin, kini makin marak di sejumlah daerah di Jambi. Selain di
Sarolangun, kegiatan serupa juga berlangsung di Bungo, Tebo dan
Merangin. Razia yang dilakukan aparat keamanan seolah hanya ajang main
kucing-kucingan bagi warga. Kalaupun ada yang tertangkap atau rakit
dompeng yang dimusnahkan, tidak membuat pelaku PETI jera.
Sebelumnya,
Bupati Bungo H Sudirman Zaini sempat mengaku bingung untuk mencari
kebijakan yang bisa menjadi solusi memberantas PETI. “Sudah banyak
kebijakan yang telah kita keluarkan, tapi tetap saja air sungai masih
seperti air susu (keruh),” katanya, akhir September lalu.
Menurut
dia, besarnya anggaran yang selama ini dikeluarkan Pemkab Bungo untuk
operasi pemberantasan PETI, tidak sebanding hasilnya. “Masalah PETI
sampai sekarang belum teratasi. Sudah banyak anggaran yang dihabiskan.
Terus terang saya belum puas dengan hasilnya," tukas bupati.
Sumber :Jambi Independent
|