Selasa, 30 Oktober 2012

WARGA SERANG TIM GABUNGAN PDF Cetak E-mail
 Dibaca: 146 kali.
Ditulis oleh (amu/swi)   
Jumat, 12 Oktober 2012 12:49
SAROLANGUN – Operasi pemberantasan Penambang Emas Tanpa Izin (Peti) di Sarolangun nyaris rusuh. Tim gabungan yang terdiri dari Satpol PP, Polisi dan TNI terpaksa balik kanan, karena mendapat perlawanan dari ratusan warga. Dua anggota Satuan Polisi Pamong Praja dikabarkan babak belur di hajar massa. Operasi yang berlangsung sejak Rabu (10/10) itu pun gagal.
Informasi di lapangan menyebutkan, perlawanan dari para penambang ini sudah mulai terlihat sejak operasi dimulai, Rabu lalu. Ketika itu, tim gabungan dari Pemkab Sarolangun mulai beroperasi sekitar pukul pukul 09.00. Sasarannya, penambang emas yang beroperasi di sepanjang Sungai Tembesi, dari Desa Ladang Panjang, Kecamatan Sarolangun sampai ke Desa Karang Mendapo, Kecamatan Pauh.
Hasilnya, tim gabungan berhasil memusnahkan sebanyak 25 buah rakit tempat aktivitas Peti. Namun, sebagian besar tidak memiliki mesin lagi. Hanya, lima rakit yang masih lengkap dengan peralatan tambang (mesin dompeng, red). 
Kabarnya, operasi hari pertama itu sempat mendapat perlawanan dari warga. Dua anggota Satpol PP dikabarkan babak belur di hajar massa. Namun, perlawanan warga dapat diatasi anggota tim. Selanjutnya, kemarin (11/10), tim gabungan kembali melanjutkan operasi penertiban di Desa Penegah, Kecamatan Pelawan. Namun, kali ini, tim gabungan yang terdiri dari 50 orang anggota Pol PP, 27 orang polisi, dan 30 orang anggota TNI kembali mendapat perlawanan dari warga.
Tim yang diturunkan sekitar pukul 09.00, di Desa Penegah tersebut, tak menyangka akan mendapat penghadangan massa. Ketika memasuki Desa Penegah, dan akan menurunkan perahu Fiber (speedboat) milik pemkab, petugas langsung dihujani dengan lemparan batu oleh warga yang jumlahnya mencapai ratusan orang.
“Pada saat petugas Pol PP hendak menurunkan speedboat, tiba-tiba terdengar teriakan warga, ‘ayo warga turun semua’. Beberapa saat kemudian, batu-batu melayang dilemparkan warga kearah petugas,” kata salah seorang anggota tim kepada Jambi Independent. Akibatnya, kaca driver speedboat pecah dihantam batu dan tenda speedboat juga rusak.
Untuk menghindari bentrok dengan warga, petugas langsung ditarik mundur dan meninggalkan Desa Penegah. Kepala Badan Sat Pol PP Sarolangun Tamrin menyatakan, sementara ini operasi dihentikan. “Karena kondisi tidak memungkinkan, maka operasi dihentikan sementara. Setidaknya sekitar satu minggu,” katanya.
Menurut Tamrin, selain mendapat perlawanan dari warga, biaya operasi juga sangat minim. “Biaya yang disediakan hanya Rp 250 juta. Ini sangat kurang dari kebutuhan biaya operasi. Namun ini sudah menjadi keputusan, jadi kami jalani saja,” ujarnya.
Aktivitas penambangan emas tanpa izin, kini makin marak di sejumlah daerah di Jambi. Selain di Sarolangun, kegiatan serupa juga berlangsung di Bungo, Tebo dan Merangin. Razia yang dilakukan aparat keamanan seolah hanya ajang main kucing-kucingan bagi warga. Kalaupun ada yang tertangkap atau rakit dompeng yang dimusnahkan, tidak membuat pelaku PETI jera.
Sebelumnya, Bupati Bungo H Sudirman Zaini sempat mengaku bingung untuk mencari kebijakan yang bisa menjadi solusi memberantas PETI. “Sudah banyak kebijakan yang telah kita keluarkan, tapi tetap saja air sungai masih seperti air susu (keruh),” katanya, akhir September lalu.
Menurut dia, besarnya anggaran yang selama ini dikeluarkan Pemkab Bungo untuk operasi pemberantasan PETI, tidak sebanding hasilnya. “Masalah PETI sampai sekarang belum teratasi. Sudah banyak anggaran yang dihabiskan. Terus terang saya belum puas dengan hasilnya," tukas bupati.
  Sumber :Jambi Independent